POLITISI TERKUAT SEDUNIA : Polemik Pembubaran DPR: Rakyat Bergolak, Elit Halmahera Selatan Tenang di Kursi Empuk


Labuha, JurnalHalsel.Com - Agustus 2025 menjadi bulan penuh luka bagi republik ini. Isu pembubaran DPR yang menyeruak ke publik menjelma bara api, menyulut gejolak di berbagai daerah. Gelombang protes merebak: Gedung DPR di Makassar dibakar massa, kerusuhan besar meledak di Pekalongan, Yogyakarta, hingga pelosok lain Nusantara. Ratusan korban berjatuhan, sementara kepercayaan rakyat terhadap lembaga legislatif terkikis hingga ke titik nadir.

Ironisnya, di tengah gelombang darah dan air mata itu, ada potret kontras di Halmahera Selatan. Seorang anggota DPRD kabupaten yang kerap disebut “kuat” dan vokal di media sosial, justru menuliskan pernyataan yang menohok:

“Yang mau DPR dibubarkan itu orang GOBLOKKKKKKKKK.”

Dengan nada merendahkan, kalimat itu berdiri tegak di ruang publik digital. Ucapan kasar tersebut bahkan disejajarkan dengan pernyataan politisi nasional Sahroni yang sebelumnya menyebut publik “tolol” dalam konteks serupa. Namun bedanya, jika di pusat elit DPR RI diguncang nonaktifkan hingga terancam dipecat partai, sang wakil rakyat Halmahera Selatan tetap duduk tenang di kursi empuknya, seolah badai tak pernah menyentuh.

Rakyat Halmahera Selatan? Hening. Tak ada gelombang protes besar. Tak ada teriakan lantang menolak pelecehan martabat publik. Seakan luka ratusan korban di daerah lain tidak cukup untuk menggetarkan jiwa pejuang, seakan amarah nasional hanya gema jauh yang tak layak ditanggapi.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan getir: apakah rakyat telah kehilangan keberanian untuk bersuara, ataukah politik lokal sudah sedemikian tumpul hingga tak lagi memihak nurani? Ketika negeri terbakar karena isu pembubaran DPR, justru ada elit daerah yang bisa menertawakan penderitaan publik dengan kalimat kasar—dan rakyat di hadapannya memilih diam.

Apakah diam itu tanda kebijaksanaan, atau justru cermin ketakutan dan kelelahan? Sementara darah masih mengering di jalanan Makassar dan Pekalongan, kursi empuk DPRD Halmahera Selatan tetap nyaman diduduki oleh mereka yang seharusnya menjadi wakil rakyat.


Red : IWAN