Labuha, JurnalHalsel.com - Penunjukan Bassam Kasuba sebagai Ketua DPD PKS Halmahera Selatan pada Kamis, 14 Agustus 2025, menyisakan banyak keganjilan. Secara aturan, masa bakti kepengurusan seharusnya berakhir bersamaan dengan Musyawarah Daerah (Musda), mengingat pelantikan sebelumnya berlangsung mendekati Desember 2021. Artinya, Musda VI tahun ini semestinya menjadi momentum transisi kepemimpinan yang sah.
Namun kenyataannya, Bassam langsung diumumkan sebagai ketua tanpa ada kabar musyawarah. Fakta ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah mekanisme partai benar-benar dijalankan, atau ada skenario politik di balik layar?
Spekulasi publik pun berkembang. Ada yang mengaitkan penunjukan Bassam dengan sejumlah masalah internal PKS Halsel, termasuk kasus reses fiktif Munawir, hingga sorotan publik terhadap Humain Kiat yang belakangan dikabarkan terseret isu perselikuhan dengan istri orang. Bagi sebagian kalangan, penunjukan Bassam justru dianggap sebagai upaya menutup luka lama dengan menghadirkan figur baru.
Selain Bassam, nama-nama pengurus lain juga dibacakan oleh DPW PKS Maluku Utara, di antaranya:
·
Taslim Abdurahman - Sekretaris DPD
·
Lahmudin -
Sekretaris MPD
·
Chadijah Husni Alkatiri - Bendahara DPD
·
Samsul Hadi - Ketua Bidang Kaderisasi
·
Muhammad Rasyid Ridha Maswara - Ketua DED
·
Aisya Lewer - Sekretaris DED
·
Cahyo Adi -
Ketua MPD Halsel
Dalam keterangannya, Bassam Kasuba menyebut jabatan ini sebagai amanah dan tanggung jawab besar yang harus ia emban.
Namun yang semakin mempertegas kejanggalan adalah kenyataan bahwa DPD PKS di lima kabupaten/kota lain di Maluku Utara yakni Ternate, Taliabu, Sula, Halbar, dan Halteng baru saja melaksanakan Musda VI secara serentak di Hotel Grand Majang, Ternate, Sabtu (6/9/2025). Kegiatan itu menjadi ajang konsolidasi sekaligus pelantikan pengurus baru dengan tema: “Kokoh bersama, majukan Kota Ternate, Taliabu, Sula, Halbar, dan Halteng untuk Indonesia”.
Halmahera Selatan yang seharusnya ikut dalam Musda tersebut justru menempuh jalur berbeda dengan penunjukan sepihak. Situasi ini menimbulkan kesan kuat bahwa PKS Halsel tengah dilanda krisis kepemimpinan dan rawan diseret konflik internal yang belum terselesaikan.
Jurnalis : IKI