Kuarang Lebih 70 Juta : Yeheskel Siar Diduga Sponsori Aksi Demonstrasi di Kawasi dengan Dana Puluhan Juta Rupiah, Sebagian Merasa Kecewa Pembagian tidak sama.

Halmahera Selatan, JurnalHalsel.Com – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok mengatasnamakan Barisan Rakyat Halmahera Selatan (BARAH) dan Asosiasi Laut dan Darat (ASLAT) di Kawasi, Senin (6/10/2025), memunculkan polemik baru terkait motif dan pendanaan yang melatarbelakangi aksi tersebut.

Dalam surat pemberitahuan yang dilayangkan ke Polres Halmahera Selatan, jumlah massa aksi disebutkan mencapai seribu orang. Namun, realita di lapangan jauh dari klaim tersebut. Jurnalis JurnalHalsel.com mencatat hanya sekitar 30 orang lebih yang hadir, dengan sebagian besar di antaranya bahkan bukan warga asli Kawasi. Fakta ini menimbulkan dugaan bahwa aksi tersebut tidak lahir dari aspirasi murni masyarakat setempat.

Hasil penelusuran mendalam mengungkap bahwa Yeheskel Siar, Ketua ASLAT Kawasi, diduga menjadi dalang sekaligus penyandang dana utama aksi tersebut. Informasi yang dihimpun menyebut, Yeheskel memanfaatkan aksi ini sebagai instrumen untuk melancarkan kepentingan bisnis pribadinya yang selama ini tertunda. Tidak hanya itu, perjalanan massa dari luar menuju Kawasi juga difasilitasi menggunakan speed boat pribadi miliknya.

Dugaan aliran dana pun menyeruak. Salah seorang jurnalis lapangan berinisial Drakel mengungkapkan, Yeheskel menggelontorkan sekitar Rp70 juta untuk mendukung aksi tersebut. Namun pembagian dana itu tidak merata. Peserta aksi hanya menerima sekitar Rp400 ribu per orang, sementara sebagian besar dana dikabarkan habis dinikmati kelompok inti BARAH yang mengatur jalannya aksi.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius di kalangan publik mengenai integritas gerakan tersebut. Apakah demonstrasi itu benar-benar merepresentasikan suara rakyat, atau justru menjadi alat transaksi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu?

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian Halmahera Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait adanya dugaan pendanaan dari Yeheskel Siar. Sementara pihak PT. Harita Group, yang menjadi sasaran aksi, juga masih enggan berkomentar. Situasi ini memunculkan spekulasi liar di tengah masyarakat, sekaligus mempertegas pentingnya transparansi dalam setiap gerakan sosial agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan sempit.