KKN Kebangsaan 2018 di Bumi Lampung Gregetnya Tuh Dimana-Mana; Seberapa Greget Loe KKN?



PERTANYAAN ini rasanya pas untuk dilontarkan dalam suasana demam KKN bagi mahasiswa semester 7. Banyak hal yang akan membuat kita greget dimana-mana mulai yakinin pacar kamu bakalan setia,  jaga pandangan dan jaga hati buat si doi. Tetapi berbeda bagi mahasiswa yang jomblo, KKN merupakan wadah membidik pasangan. 

Tetapi setiap mahasiswa punya rasa greget tersendiri dalam menjalani masa KKN (Kuliah Kerja nyata). Termasuk beberapa tulisan kawan saya yang sangat greget sekali yaitu Jaswanto, Fatika Arum, Nur Hidayat dll. Rasanya saya perlu juga mengulas KKN kebangsaan tahun 2018 di bumi Lampung yang melibatkan 55 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan perguruan Tinggi Swasta  (PTS) dengan jumlah delegasi 641 Mahasiswa terbaik se-Indonesia.

Rasa greget itu ada ketika kita benar-benar merasakan keberagaman secara langsung tidak hanya merasakan keberagaman dari buku-buku atau tontonan dengan alat media sosial yang sifatnya cenderung teoritis. Salah satu tujuan KKN Kebangsaan di selenggarakan ialah meningkatkan rasa nasionalisme dan mengenal keberagaman lebih dekat dengan bekerja sama dalam Team di daerah terpencil dengan akses jalan yang cukup menantang dan sinyal yang naik turun seperti harga BBM.

Dengan Mengacu dalam rancangan pembelajaran KKN Kebangsaan disusun kepada kerangka Kualifikasi  Nasional Indonesia/ KKNI (Peraturan Presiden no.8 tahun 2012). KKNI sendiri merupakan mutu jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan nasional serta sistem penilaian capaian pembelajaran Learning Outcomes nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan produktif. (Iya cukup sekian basa-basi formalnya hehe..)


Dalam sejarahnya KKN Kebangsaan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2013. penyelenggara pertama adalah Universitas Hasanuddin yang pusat kegiatannya di Kabupaten bantaeng, menghadirkan 140 mahasiswa dari 35 Universitas se-Indonesia. Sedangkan penyelenggaraan kebangsaan yang kedua tahun 2014 adalah Universitas Tanjungpura yang diselenggarakan bersamaan dengan KKN BKS Barat. pada tahun 2015, Universitas Halu Oleo menjadi pihak penyelenggara dengan daerah sasaran di Kabupaten Muna Sulawesi tenggara. dengan melibatkan 300 mahasiswa terbaik se-Indonesia.

Untuk tahun 2016 giliran Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang Kepri ditunjuk menjadi tuan rumah dengan jumlah peserta mencapai 565 mahasiswa. selanjutnya di tahun 2017 Universitas Negeri Gorontalo mendapat kepercayaan menjadi pihak penyelenggara. dan Tahun 2018 Universitas Lampung menjadi tempat saya menuntaskan KKN dengan rasa greget dimana-mana.

Greget masa seleksi dengan rasa deg-degan mulai persiapan berkas atministrasi dan terakhir tes wawancara dan persiapan program kerja yang sifatnya berkelanjutan. Sebenarnya saya berharap yang mengikuti seleksi KKN Kebangsaan ini ialah mahasiswa model Jaswanto yang membahana dengan tulisan dan pencitraannya dan Nur Hidayat dengan tampang nyentrik dan seninya. atau model-model yang lain, asal jangan anak mami yang selalu bergantung sama emak-babe nya. dan yang lebih parah model mahasiswa yang tidak bisa hidup tanpa wifi.

Greget nyari sinyal sampai pinggir pantai, jadi karena sasaran KKN Kebangsaan adalah daerah terpencil tentu untuk jaringan seluler terkadang membuat kadar darah lebih cepat naik seperti harga sembako di bulan ramadhan. jalan satu-satunya untuk menghadapi keadaan seperti ini tutup gadget duduk merenung betapa mirisnya negara indonesia yang kaya raya dan katanya tongkat saja bisa jadi tanaman. Ternyata masih ada daerah yang tidak tersentuh pembangunan yang tidak merata.

Greget masalah keamanan, siapa yang tidak tahu Lampung. menurut informasi yang mbah google berikan, disambung juga pernyataan dari pihak aparat dan warga sekitar bahwa kita harus selalu waspada karena Lampung terkenal dengan angka kriminalitas yang cukup tinggi. jadi mahasiswa KKN Kebangsaan jika ingin keluar dari posko kemana pun diwajibkan laporan yaitu minimal sms bapak Koramil agar ada rasa aman.

Greget menyatukan kepala yang berbeda dari masing-masing daerah untuk bisa membentuk team yang solid. sedang saya terhimpun dalam kelompok Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Pelabuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. yang terdiri dari tujuh orang delegasi dari masing-masing Universitas terbaik se-Indonesia diantaranya; Lutfhil Hakim (Universitas Negeri Semarang), Revi (Universitas Lampung), Dewi (Universitas Politeknik Lampung) Putri (Universitas Negeri Surabaya), Bella (Universitas Mulawarman Kalimantan Timur), Rizal S Yunus (Universitas Khairun Ternate). dan saya sendiri mewakili Universitas pendidikan Ganesha Bali. 

Dalam teamtentu keberagaman dan latar belakang telah membentuk karakter mereka semua. mulai dari cara berbicara dengan logat yang berbeda maupun hal-hal lain yang telah membuat bangsa ini besar yaitu Suku, Ras, Budaya, dan Agama. maka apalagi yang mau diperdebatkan lagi jika kita saja bisa hidup saling merangkul dalam sebuah kebhinekaan.

sesuai dengan tema besar KKN Kebangsaan tahun 2018 ialah “Merajut Kebhinekaan Dalam Kesamaan dan Persamaan”.

Rasa greget seperti inilah yang harus ditumbuhkan untuk bisa menjaga keutuhan NKRI, tidak mudah di gerus oleh Hoax yang seperti penyakit menular dan mudah menebar kebencian terutama yang berbau SARA.

terakhir saya ingin mengucapkan selamat bertugas dan benar-benar mengabdi bukan sebatas pencitraan untuk delegasi Undiksha yaitu ; Made Ade Julia (Manageman), Nely Rohmawati (PG Paud), I Ketut Radiasta (Hukum), Fahmi ( Pend. Kimia). serta yang paling penting jangan pernah mengeluh jika jaringan hilang dan susah komunikasi, mari kita belajar dari masyarakat desa yang bisa hidup dengan tenang tanpa hingar-bingar gadget dan selalu merasa bahagia cukup berkumpul bersama dengan keluarga. di desa tidak semewah di kota tetapi kota tanpa desa bukan apa-apa. di kota segalanya tersedia kecuali keramahan dan senyum tulus orang desa.

Penulis            : Taufikurrahman Al Habsy                           
Editor               : Harian Noris